KAUM PEREMPUAN KEDANG-LAMAHOHOLOT DALAM CENGKERAMAN WARISAN BUDAYA PATRIARKI
Abstract
Syahdan, seorang Lurah perempuan di Lembata saat ini tengah berjuang mati-matian mempertahankan beberapa bidang tanah di Kota Lewoleba, Lembata lewat penyelesaian di Pengadilan Negeri Lembata. Tanah-tanah itu adalah peninggalan ayahnya yang kemudian diserahkan kepadanya sebagai anak satu-satunya. Ayah Sang Lurah perempuan itu sebenarnya masih memiliki beberapa bidang tanah di kampung yang ukurannya jauh lebih luas lagi. Akan tetapi, sepeninggal ayahnya, tidak lama berselang tanah-tanah tersebut sudah diambilalih saudara-saudara ayahnya dan sepupu laki-laki dari garis keturunan ayahnya. Argumen yang dipakai Sang Lurah agar bisa mempertahankan tanah ayahnya yang berada di Kota Lewoleba adalah bahwa tanah-tanah tersebut diperoleh ayahnya dari hasil keringat ayahnya sendiri, bukan dari warisan kakek moyangnya. Dalam pembicaraan yang berlangsung pada Senin, 19 Agustus 2024 itu, Sang Lurah perempuan ini mengatakan bahwa semuanya tinggal menunggu putusan pengadilan. Inilah salah satu bentuk penerapan budaya partriarki yang saat ini masih sangat kuat mencengkeram kaum perempuan Kedang dan Lamaholot, dua etnis mayoritas yang mendiami Pulau Lembata.
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Godelfridus Maria Beni Lagi

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Authors retain copyright and grant the Jurnal Maksipreneur right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License that allows others to share (copy and redistribute the material in any medium or format) and adapt (remix, transform, and build upon the material) the work for any purpose, even commercially with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in Jurnal Psikologi.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in Jurnal Psikologi. Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).