Need For Affiliation melalui Kegiatan Cosplay pada Orang-Orang yang Mengalami Trauma

Authors

  • Reni Suryani Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
  • Muslimah Zahro Romas Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
  • Amin Al Adib Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Keywords:

Need affiliation, cosplay, traumatic experience

Abstract

This research aims to describe the need for affiliation through cosplay activities among people experiencing trauma. A person who has feelings of trauma tries to rise up so that his motivation and desire are high, so he can give rise to initiative, innovation, creativity and inspiration through cosplay activities. Cosplay is an artistic activity that originates from Japan and is currently very popular in several circles. The focus of this research is to determine the motivation to build a person's independence through cosplay activities. To find out the extent of the need for affiliation through cosplay activities in people who have experienced trauma. This research is qualitative research with a case study method. This research involved two informants, namely cosplay players in Yogyakarta. For data collection, observation, interviews, triangulation and projective tests, namely graphics, were used. The interview guide uses motivation factors from Komarudin (2013) including intrinsic motivation and extrinsic motivation and uses the independence aspect of Parker (2005) consisting of responsibility, independence and autonomy which have been developed by researchers. The research results showed that the two cosplay player informants were able to generate motivation to build independence through cosplay activities. This is based on analysis of the results of observations, interviews and triangulation.

 

References

Abdullah, M., & Soekanto, S. (1982). Sosiologi hukum dalam masyarakat. Jakarta: CV. Rajawali.

Ali & Asrori. (2004). Psikologi remaja perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Alwisol. (2014). Psikologi kepribadian. Malang: Ummpress.

Astuti & Sukardi. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian untuk. berwirausaha pada siswa SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi.

Baihaqi. (2008). Psikologi pertumbuhan kepribadian sehat untuk mengembangkan optimisme. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Basri, H. (1994). Remaja berkualitas problematika remaja dan solusinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nurussakinah. (2014). Implementasi tes psikologis dalam bidang pendidikan. Jurnal Tarbiyah, 21.

Desmita. (2012). Psikologi perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Desmita. (2017). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Ginintasi, R. (2009). Kontribusi pola pengasuhan orang tua terhadap perkembangan kemandirian dan kreativitas anak. Bandung: FIP-Universitas Pendidikan Indonesia.

Gulo, W. (2002). Metode penelitian. Jakarta: PT. Grasindo.

Hamalik, O. (2003). Proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hidayati, L. (2016). Pembulian di tempat kerja dalam konteks asia. SENASPRO.

Hurlock. (1990). Psikologi perkembangan: Suatu rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Irham, F. (2016). Manajemen sumber daya manusia: Teori dan aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Iswantara, N. (2016). Drama teori dan praktik seni peran. Yogyakarta: Media Kreativa.

Janah M., & Candra I. (2020). Studi komparatif tentang kemandirian pada anak usia taman kanak-kanak di tinjau dari ibu bekerja dan tidak bekerja. Jurnal Universitas Putra Indonesia.

Juneman. (2012). Psyhology of fashion fenomena perempuan melepas jilbab. Yogyakarta: LKIS.

Komarudin. (2015). Psikologi olahraga latihan ketrampilan mental dalam olahraga Kompetitif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Dimyati. (1990). Psikologi pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Moleong, L.J. (2004). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (1988). Metode penelitian naturalistik kualitatif. Bandung: Tarsito.

Nasution, S. (2000). Metode research. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurfalah, Y. (2010). Panduan praktis melatih anak usia dini. Bandung: PNFI Jayagiri.

Nur’aeni. (2012). Tes psikologi: Tes intelegensi dan tes bakat. Purwokerto: UMPPress.

Poerwandari. (1998). Pendekatan kualitatif dalam penelitian psikologi. Jakarta: Lembaga.

Rahardjo, S., & Gudnanto. (2011). Pemahaman individu teknik non tes. Kudus: Nora Media Enterprise.

Risfi. S.H. (2019). Kemandirian pada usia lanjut. Bandung: UIN Imam Bonjol.

Ryan, R.M., & Deci, E.L. (2000). Intrinsic and extrinsic motivations: Classic definitions and new directions. Contemporary Educational Psychology, 25.

Ryan, R.M., & Deci, E.L. (2000). Self–determination theory and the facilitation of intrinsic motivation, social development, and well being. American Psychologist, 55.

Sardiman A.M. (2000). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Sardiman, (2005). Interaksi dan motivasi belajar mangajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Setiawan, D. (2013). Dialeka cosplay, estetika, dan kebudayaan di Indonesia. Jurnal Seni Kriya.

Siagian, P.S. (2012).Teori motivasi dan aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta

Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif dilengkapi dengan perbandingan perhitungan manual & SPSS. Jakarta: Kencana.

Steinberg. (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian untuk berwirausaha pada siswa SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi.

Walgito, B. (2010). Bimbingan dan konseling studi & karir. Yogyakarta: Andi Offset.

Widayati, V. (2009). Hubungan antara kemandirian diri dengan motivasi berwirausaha mahasiswa anggota UKM Kopma UNY.

Downloads

Published

2023-09-30

How to Cite

Suryani, R., Romas, M. Z., & Adib, A. A. (2023). Need For Affiliation melalui Kegiatan Cosplay pada Orang-Orang yang Mengalami Trauma. Jurnal Psikologi, 19(2), 35–39. Retrieved from https://ejournal.up45.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1638

Issue

Section

VOL 19 NO 2 SEPTEMBER 2023