Kajian Resiko Dan Mitigasi Bencana Longsorlahan Di Kecamatan Ngilipar Kabupaten Gunungkidul

Amin Nurohmah(1*),

(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Kecamatan Nglipar merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Gunungkidul yang masuk dalam kategori daerah rawan bencana longsorlahan kategori tinggi. Pada Tahun 2012-2013 akibat bencana longsorlahan di Kecamatan Nglipar menyebabkan 37 rumah rusak, 3 orang luka ringan dan 1 orang luka berat dengan kerugian mencapai Rp. 236.500.000. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penelitian ini bertujuan (1) menganalisis dan memetakan tingkat bahaya longsorlahan, (2) menganalisis dan memetakan tingkat kerentanan dan kapasitas masyarakat lokal, (3) menganalisis dan memetakan tingkat risiko bencana longsorlahan, serta (4) menganalisis kegiatan mitigasi bencana pada daerah bahaya bencana longsorlahan kategori tinggi di Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, populasi penelitian adalah seluruh kepala keluarga pada zona bahaya longsorlahan tinggi didasarkan pada proses geomorfologi dan kondisi lahan menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 22/PRT/M/2007. Jumlah sampel penelitian adalah 118 kepala keluarga ditentukan menggunakan rumus Confidence Interval dengan tingkat kesalahan 9%. Penelitian tingkat kerentanan, kapasitas, dan risiko masyarakat dilakukan melalui survei penduduk pada daerah bahaya bencana longsorlahan kategori tinggi dengan metode Vulnerability and Capacity Assement (VCA). Penilaian selanjutnya dilakukan secara kuantitatif dengan pemberian skoring menggunakan software SPSS dan dilakukan teknis análisis spasial menggunakan Software ArcGIS. Metode deskriptif digunakan untuk menguraikan karakteristik daerah bahaya, kerentanan, kapasitas, risiko masyarakat dan analisis kebijakan mitigasi bencana longsorlahan. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar kepala rumah tangga (66,10%) berpendidikan lulus Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, yang mayoritas (79,66%) berprofesi sebagi petani sawah dengan penghasilan rendah. Tingkat bahaya longsorlahan terbagi menjadi tiga tingkat zona bahaya yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Zona tingkat bahaya tinggi meliputi wilayah seluas 1.757,13 ha, zona tingkat bahaya sedang seluas 3.540,09 ha, dan zona bahaya rendah memiliki luas 2.008,5 ha. Secara umum (88,14%) penduduk menempati pada tingkat kerentanan sedang dan mayoritas mempunyai kapasitas sedang (38,14%). Risiko bencana tingkat rendah (67,80%) terdapat di Desa Pilangrejo dan sebagian penduduk Desa Natah sedangkan tingkat risiko sedang (26,27%) terletak di sebagian penduduk Desa Pengkol dan Natah, dan penduduk berisiko tinggi (5,93%) adalah sebagian penduduk Desa Pengkol dan Natah. Beberapa hal yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan mitigasi bencana di Kecamatan Nglipar adalah pola komunikasi yang diterapkan antara pemimpin lokal dengan masyarakat, kehadiran lembaga swadaya masyarakat, beroperasinya kegiatan masyarakat, seperti kelompok tani, kelompok kehutanan, kelompok sadar lingkungan serta kearifan lokal yang mendorong perhatian setiap penduduk terhadap kondisi lingkungannya.

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.30588/jep.v1i2.342

Article Metrics

Abstract view : 605 times
PDF - 1 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018



Jurnal Enersia Publika ini sudah di Indeks oleh:

   

 

Jurnal Enersia Publika, Energi, Sosial dan Kebijakan Publik: Diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Organized by Administrasi Publik Department, Universitas Proklamasi 45, Yogyakarta, Indonesia

Published by Universitas Proklamasi 45, Yogyakarta, Indonesia

ISSN 2579-924X